UKM U An-Niswa

Senin, 21 Agustus 2023

 TASYAKURAN WISUDA & FIRST GATHERING

UKMU AN-NISWA

Minggu, 20 Agustus 2023

     

     Tasyakuran wisuda dan first gathering merupakan salah satu program kerja yang mana sebagai wujud syukur serta perayaan wisuda bagi alumni UKMU An-Niswa. Selain itu, momentum ini juga digunakan sebagai pertemuan pertama serta pengenalan calon anggota baru An-Niswa. Serangkaian acara dalam kegiatan ini yaitu pembukaan oleh perwakilan alumni serta dari ketua umum UKMU An-Niswa. Dalam pembukaan tersebut, tak lupa alumni menyampaikan kesan dan pesannya untuk anggota yang hadir dalam acara tersebut. Mereka menyampaikan bahwa UKMU An-Niswa merupakan organisasi tingkat universitas sehingga cakupannya luas tidak hanya dalam lingkup kampus saja namun cakupannya secara nasional. Oleh karena itu, diharapkan An-Niswa kedepannya semakin berdampak positif bagi masyarakat. Para alumni juga berpesan untuk menjadikan An-Niswa sebagai tempat belajar dan berproses bersama.

        Setelah acara pembukaan selesai, alumni, pengurus, serta calon anggota memperkenalkan diri masing-masing. Acara yang selanjutnya adalah pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng memiliki makna sebagai lambang rasa syukur kepada Sang Pencipta dan sekaligus sebagai bentuk ajaran hidup mengenai kerukunan dan kebersamaan. Pemotongan tumpeng dilakukan secara bersamaan oleh ketua umum dan perwakilan dari alumni. Prosesi ini pun selesai, dan sampailah di puncak acara dimana sebagai momen yang paling ditunggu yaitu makan tumpeng bersama. Tumpeng yang telah disiapkan kemudian ditata di lembaran daun pisang. Para anggota pun terlihat antusias dan menikmati hidangannya. Dengan makan bersama ini juga diharapkan menumbuhkan rasa nyaman dan kerukunan bagi calon anggota baru. Setelah acara makan tumpeng selesai, tak lupa juga melakukan foto bersama. Acara ini pun ditutup dengan rasa syukur karena dapat terselenggara dengan baik dan lancar. Setelah dilakukan acara ini, harapannya silaturahmi baik alumni maupun calon anggota dapat selalu terjaga.


Rabu, 14 Juni 2023

 Diskusi Rutin Divisi Gender

“Kesehatan Reproduksi Remaja, Permasalahan dan Upaya Pencegahannya”

Pemateri: Zalfa Eka Pertiwi

Rabu, 14 Juni 2023


      KESPRO atau Kesehatan Reproduksi adalah Kesejahteraan fisik, mental, dan social yang secara utuh dan menyeluruh bukan hanya bebas dari penyakit, dalam segala aspek yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Usia Remaja adalah usia antara 15-24 tahun, di usia tersebut emosi psikisnya semakin meningkat hingga timbul rasa ingin coba-coba yang tinggi dan jika tidak ada pendidikan akan hal-hal kesehatan reproduksi maka dapat menimbulkan berbagai permasalahan reproduksi. Oleh karena itu, adanya sosialisasi dan penyuluhan terhadap remaja mengensi kesehatan reproduksi sangatlah penting.

  Beberapa permasalahan mengenai kesehatan reproduksi yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, penularan penyakit seksual, dan lainnya. Jika sudah timbul permasalahan seperti hamil diluar nikah, pastinya menimbulkan rasa malu dan rasa ingin menghilangkan janin dengan cara yang tidak aman atau dapat disebut dengan aborsi.

    Kemudian penyakit menular seksual lainnya yaitu HIV. HIV dapat ditularkan lewat hubungan seksual yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Kemudian penyakit HIV juga dapat ditularkan berdasarkan orang tua yang mempunyai riwayat HIV, melalui jarum suntik, dan transfusi darah. Terdapat mitos bahwa orang yang mempunyai penyakit HIV tidak bisa punya anak. Mereka dapat memiliki anak, namun pastinya sebelum berkeinginan untuk memiliki anak penderita HIV akan memikirkannya berulang kali, sebab apabila dia memutuskan mempunyai anak maka resikonya istri dan anak juga akan tertular HIV. Jadi anak-anak maupun remaja dan dewasa bisa berkemungkinan tertular penyakit HIV jika tidak hati-hati.

       Lalu, bagaimana pencegahan terhadap penyakit reproduksi? Jangan lupa untuk menjaga organ reproduksi dengan mengganti celana dalam sehari sekali, pakai celana dalam yang menyerap keringat, potong rambut pada kemaluan agar bersih dengan memakai handuk kering, dan bagi laki-laki muslim bisa disunat, bagikan informasi tentang kespro pada orang terdekat dan kemudian ke khalayak ramai agar orang-orang mengetahuinya dan mengaplikasikannya dengan baik.


Sabtu, 03 Juni 2023

Why do I Feel Insecure? 




Author: Aryuni Shilvanawati (Staf Departemen Kominfo) | 3 Juni 2023

Kenapa sih aku ngerasa insecure?
        Sebelum kita bahas mengenai pertanyaan tersebut, ada baiknya kita tahu dulu nih definisi dari insecure, yang mana merupakan perasaan tidak aman sehingga membuat kita mengalami kecemasan akan suatu hal misalnya mengenai bentuk fisik, karir, hubungan dengan orang lain, dll. Awalnya perasaan insecure ini timbul dari impuls di otakmu yang menyadarkan bahwa kamu harus berhati-hati. Misalnya, apabila kamu sering mendengar omongan jelek tentang diri kamu, tentang pakaian atau bentuk fisik kamu tentunya akan berpengaruh pada kepercayaan dirimu. Ketika keluar dari rumah, kamu merasa cemas, merasa diri kamu ga baik karena omongan tadi. Sehingga kamu merasa berhati-hati dan ga pede ngelakuin apapun. Pada kenyataannya omongan orang lain itu sifatnya eksternal, mereka dengan mudahnya berkata demikian. Namun, kendali utama akan perkataan tadi ada di kamu. Tinggal kamu pilih aja, mau berlama-lama terjebak oleh omongan jelek itu dan bersedih terus menerus atau memilih untuk melupakan dan nikmati hidangan enak atau sekedar tidur sambil nonton film?
   Jadi udah tau dong ya! Why do i fell insecure? Rasa kecemasan itu datang dari kejadian eksternal yang tidak mengenakkan solusinya kendalikan otak kamu untuk tidak merespon hal-hal yang bikin kamu ga nyaman. Selain itu, supaya kamu ga makin terjebak sama omongan jelek tadi sebagai gantinya lakukan hal-hal yang bermanfaat dan membuat kamu senang, dengan sendirinya perkataan tadi get out dan tidak lagi bersarang dalam pikiranmu.
      Hmm, Actually there are other reasons why people feel insecure. Insecure akan muncul apabila kamu membandingkan segala sesuatu yang kamu miliki dengan orang lain. Selalu ingat bahwa waktu & tempat dimana kamu tumbuh dan cara kamu mendapatkan segala sesuatu yang kamu punya sangatlah berbeda dengan orang lain. Ada banyak sekali faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. So, stop membandingkan dirimu dengan orang lain. Selalu ingat, jalan masing-masing orang itu berbeda. Jadi, yang harus kamu lakukan adalah fokus dengan proses dan tujuan apa yang ingin kamu capai.
        Ternyata, tidak mengetahui identitas diri juga dapat menyebabkan kamu merasa insecure. Kamu tidak pernah memahami siapa dirimu, untuk apa kamu ada di dunia ini. Sebab hanya dengan memahami “peranmu” dilahirkan di dunia ini, kamu bisa menerima dirimu seutuhnya. Setiap orang memiliki karakteristiknya sendiri. Oleh karena itu, tugasmu untuk menemukan identitas dirimu. Identitas diri yang sesungguhnya tidaklah ditentukan berdasarkan kekayaan, pakaian trendi yang menempel di tubuhmu, ataupun lifestyle yang kebarat-baratan. Terkadang orang takut dianggap norak hanya karna make baju yang itu-itu aja, ga sesuai trend sekarang. Make motor butut yang jalannya kudu pelan, sekali dibuat ngebut ujung-ujungnya minta servis. Kedengerannya miris tapi ingat itu bukanlah aib yang harus kamu tutupi & nggak juga menggambarkan identitas dirimu.
Lalu apa identitas diri “aku” yang sebenarnya?
      Identitas diri dapat ditemukan dengan cara mengenali diri sendiri, apa bakat & minat kamu, apa hal yang kamu suka, apa keterampilan yang kamu kuasai, dll. Coba sesekali ikut tes minat & bakat, atau tes MBTI. Selain itu, coba sesekali nulis di kertas apa tujuan hidup kamu, apa impian kamu. Temukan hal-hal yang bikin kamu nyaman. Individu yang paham akan identitas atau jati dirinya sendiri akan lebih mudah fokus dengan dirinya dan tidak terlalu memusingkan apa-apa yang menghambatnya untuk berproses. Yang perlu dicatat adalah dengan mengenali diri sendiri kita dapat menemukan identitas diri kita.


Referensi:
Sony Adams. 2022. Berdamai dengan Insecurity. Yogyakarta: Psikologi Corner.

https://www.beautynesia.id/life/jangan-khawatir-ini-alasan-karir-tidak-menentukan-identitas-diri-seseorang/b-188443

https://www.gramedia.com/literasi/jati-diri/

Minggu, 07 Mei 2023

 PEKAN AN-NISWA 2023

"Being Quality Youth in Nation Life: Be Aware, Be Fair, and Action"


      Pekan An-Niswa merupakan acara tahunan bergengsi yang diselenggarakan oleh UKMU An-Niswa yang mana rangkaian kegiatannya meliputi poster and essay competition dan seminar nasional. Pekan An-Niswa tahun 2023 ini mengangkat tema "Being Quality Youth in Nation Life: Be Aware, Be Fair, and Action." Tujuan utama diadakannya event ini yaitu berkaitan dengan edukasi mengenai persoalan dan pentingnya pemahaman Gender, Napza, dan LSO PIK bagi generasi muda, mengingat di Indonesia tak jarang terdengar kasus mengenai persoalan tersebut. Selain itu, tujuannya sebagai ajang untuk membranding UKMU An-Niswa supaya semakin dikenal oleh masyarakat luas. 

    Rangkaian kegiatan yang pertama dilakukan yaitu "Poster and Essay Competition." Dimana perlombaan tersebut dibuka untuk umum baik dari tingkat SMA maupun mahasiswa/i dari perguruan tinggi se-Indonesia. Perlombaan ini mampu menarik peserta dalam jumlah ratusan, peserta dari poster competition sejumlah 200 orang dan untuk peserta essay competition sejumlah 400 orang. Dengan banyaknya peserta yang ikut menunjukkan bahwa Pekan An-Niswa merupakan acara bergengsi yang menarik untuk diikuti. Dengan mengikuti perlombaan ini peserta tentunya tidak hanya mendapatkan experience baru namun ada benefit lain yang didapatkan seperti sertifikat penghargaan, uang pembinaan bagi juara lomba, dan KIT. Setelah proses seleksi pemenang selesai, tibalah saatnya pengumuman. Untuk kategori poster diambil 3 terbaik yaitu: 

  1. Ni Kadek Ayu Indah Artiwi dari Universitas Mataram "Jangan Biarkan Media Sosial Merusak Mental Remaja"
  2. Farizal Sapikul Kholpik dari IPB University "Kesehatan Mental pada Remaja"
  3. Citra Ayu Kusrina dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta "Hati-hati Sama Procrastination Kalau Mau Mentalmu Sehat"

Sementara untuk juara essay yaitu:

  1. Muhammad Putra Andika dari Universitas Diponegoro "The Younger Generation is Aware of Woman Gender Equality: Through education and Media"
  2. Rifana Khairunnisa dari Universitas Semarang "Mendamaikan Inner Child untuk Kesehatan Emosional & Mental Bagi Generasi Muda"
  3. Ananda Alfikro dari UIN Walisongo Semarang "Representasi dan Korelasi Lagu Runtuh terhadap Perilaku Sex Bebas dalam Tinjauan Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh dalam Semboyan Masyarakat Jawa Barat"


           Kemudian, puncak acara dari pekan An-Niswa yaitu Seminar Nasional yang digelar tepat pada tanggal 4 Mei 2023 secara offline di Teater Lt 3 Prof. Qodry Azizi Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Mengingat peserta lomba dari berbagai daerah dan tidak mungkin hadir secara offline maka seminar nasional dilakukan juga secara online. Seminar nasional yang diselenggarakan mengundang beberapa pemateri yang luar biasa, keynote speakernya yaitu Eko Novi Ariyanti R. D. (Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Anak) & Dra. Budi Dayanti, MSi. (Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera). Selain itu, speaker yang lainnya yaitu Iis Amalia, S.Psi, M.Psi (Psikolog) & Jamaluddin Ma'ruf S.farm (Apt BNN Provinsi Jawa Tengah). Seminar nasional ini dihadari oleh berbagai tamu undangan seperti dari sekolah SMA/SMK, UKM Peer Conselor, Pembina An-Niswa, dll. Meskipun ada beberapa kendala teknis di ruang online (zoom), namun acara tersebut tetap berlangsung dengan lancar sampai akhir. 

Jumat, 24 Maret 2023



 Training of Fasilitator

 "Anniswa Membentuk Fasilitator yang Cerdas, Cakap, dan Berkualitas"

Pemateri: Ummi Latifah Fitria Hamdan, S. Psi. 

Rabu, 15 Maret 2023


      Training Of Fasilitator merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai bekal untuk menjalankan program kerja dari UKMU An-Niswa. Mengingat program kerja tersebut mengenai penyuluhan dengan sasaran anak SMP ataupun MTS di sekitar Semarang. Dengan demikian, tujuan utama dari TOF yaitu memfasilitasi pengurus supaya dapat menjadi fasilitator yang baik. Rangkaian acaranya dimulai dari penyampaian materi dari tiga divisi UKMU An-Niswa yang terdiri dari Div. Gender, Div. LSO-PIK, dan Div. Napza. Adapun tema yang disampaikan dari setiap divisi yaitu mengenai kesetaraan gender, narkotika, dan kesehatan mental. Berikut ringkasan materi dari setiap divisi:

Pertama, Divisi Gender yang disampaikan oleh yuyum selaku koor dengan tema kesetaraan gender. Kesetaraan gender bukan hanya jenis laki-laki dan perempuan, tetapi terkait dengan nilai dan tugas yang dilakukan di kehidupan sosial. Laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sederajat atau sama, karena perempuan sekarang juga turut andil berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Misalnya, dahulu tugas laki-laki adalah mencari nafkah, namun sekarang banyak juga kaum perempuan yang bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Kedua, Divisi Napza yang disampaikan oleh Diyah selaku koor, dengan tema narkotika. Kasus narkoba banyak terjadi dikalangan remaja. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, contohnya seperti tekanan yang ada di lingkungannya, tidak adanya perlindungan dari keluarga dan orang terdekat seperti teman sehingga pelarian mereka pada narkoba. Contoh lainnya yaitu kasus artis yang mengonsumsi narkoba karena diduga stress akibat pekerjaan. Oleh karena itu, perlunya mempelajari, mengenali, dan menggali lebih dalam tentang bahaya narkoba dan jenis-jenis narkotika. 

Ketiga, Divisi LSO-PIK yang disampaikan oleh Vivin selaku koor, dengan tema kesehatan mental. Pentingnya kesehatan mental yang terjadi pada kalangan masyarakat merupakan hal yang perlu diperhatikan. Sering sekali kita dirundung dalam masalah sehingga menimbulkan berbagai kecemasan, dari kecemasan tersebut akhirnya membuat kita menjadi kurang produktif bahkan tidak produktif. Sehingga berujung pada sifat suka menunda-nunda. Maka dari itu, perlunya dilakukan konseling untuk mengatasi permasalahan dan memperbaiki kesehatan mental. 

     Rangkaian acara selanjutnya yaitu sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari PILAR PKBI Jawa Tengah yaitu Ummi Latifah Fitria Hamdan, S. Psi. dengan tema "Anniswa Membentuk Fasilitator yang Cerdas, Cakap, dan Berkualitas". Adapun materi yang menjadi pokok bahasan meliputi penyuluhan dan konseling, metode dan teknik penyuluhan, langkah-langkah penyuluhan dalam kasus kekerasan seksual, dan penyusunan perencanaan penyuluhan. Kemudian setelah penyampaian materi, dibuatlah kelompok diskusi yang mana dalam diskusi tersebut setiap kelompok diberikan tugas membuat susunan perencanaan penyuluhan. Misalnya apabila ingin melakukan penyuluhan narkoba di sekolah, apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini, sebelum melakukan penyuluhan harus menetapkan beberapa hal, seperti: (1) Menetapkan tujuan, (2) Penentuan sasaran, (3) Menentukan metode, (4) Menentukan media yang digunakan, (5) Menyusun materi, (6) Penentuan Kriteria Evaluasi. 








Selasa, 14 Maret 2023

 




Diskusi Rutin NAPZA

 Jum’at 3 Maret 2023

MEMBINA KESADARAN ANTI NAPZA TERHADAP MAHASISWA

Pemateri: Ibnu Fauzan (Koordinator NAPZA 2019)


Sebagai mahasiswa kita masih membutuhkan pembelajaran, masukan, maupun binaan dari orang lain. Mahasiswa dikatagorikan sebagai golongan remaja menuju dewasa, dimana kita sudah bisa memahami mana yang baik dan mana yang batil. Berkaitan dengan tema kita "Membina Kesadaran Anti NAPZA Terhadap Mahasiswa" Maka mahasiswa perlu dan masih membutuhkan binaan agar kelak setiap mahasiswa tidak terjerumus ke jalan yang salah.

Lalu bagaimana si cara membina diri sendiri?:

Pertama, selektif dalam memilih pergaulan, dimana setiap individu pastinya memiliki perbedaan karakter dan sifat, jika kita bergaul dengan orang baik maka kita akan menjadi baik, dan jika kita bergaul dengan orang yang salah tidak menutup kemungkinan kita juga akan menjadia orang yang salah.

Kedua, kita harus meningkatkan keimanan, keimanan disini mengarah kepada Ketuhanan, dimana kita harus meningkatakan keimanan kita agar tidak goyah diterpa zaman yang semakin parah ini.

Ketiga, yaitu dengan membina diri agar berani untuk melaporkan pengguna atau pengedar narkoba agar meminimalisir penyimpangan sosial yang ada di masyarakat.

Kita sebagai UKM U ANNISWA harus ikut berperan aktif dalam membina dan meningkatkan kesadaran orang sekitar untuk menggaungkan anti NAPZA itu sendiri. Dengan salah satu bidang Anniswa yakni divisi NAPZA ada banyak cara yang dapat dillakukan untuk meningkatkan kesadaran lingkup mahasiswa. Seperti dengan melaksanakan diskusi-diskusi rutin, dimana akan menimbulkan interaksi dengan orang banyak, saling bertukar pikiran, pendapat, dan opini serta dapat memberikan pelatihan-pelatihan kecil kepada peserta diskusi. Lalu kita juga bisa mengkampanyekan stop NAPZA seperti dengan menyebarkan flyer, poster, banner, bahkan melalui media sosial. Serta kita juga bisa menjadi pemateri atau pembicara terkait menggaungkan sikap anti NAPZA.

Sebagai seorang pemateri dalam menyampaikan atau mengedukasi sebuah materi pastinya perlu adanya persiapan terlebih dahulu seperti bagaimana cara menyampaikannya dan pembahasan apa saja yang ingin disampaikan agar maksud dan tujuan pemateri tersampaikan dengan baik dan jelas. Tidak jarang bagi pemateri menemukan audience yang belum paham dengan topik pembahasan yanga akan dibahas, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pemateri dalam menyampaikan materi, seperti bagaimana cara mengedukasi audience yang belum paham akan dampak dari NAPZA atau bahkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kita sebagai pemateri, yakni sebagai berikut :

1.     Menyederhanakan bahasa ilmiah menjadi bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan dimengerti.

2.     Menyesuaikan dan memahami audience dengan perbedaan rentang usia seperti anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Karena kita sebagai pemateri tidak boleh menyamaratakan cara penyampaian setiap orang.

3.     Menggunakan alat bantu atau alat peraga yang menarik agar audience tidak merasa bosan.

 




Diskusi Rutin Gender  ( 10/03/2023)

Pemateri : Adinda Rizki Arbaningrum (Pilar PKBI Jateng)

International Women’s Day

 

       Berbicara mengenai International Women's Day terdapat sejarah ataupun latar belakang yang menjadi bukti bahwa ditetapkannya IWD pastinya terdapat momentum penting yang meliputinya. Sejarahnya dimulai ketika adanya aksi demonstrasi oleh 15.000 perempuan di New York, mengenai upah kerja, hak milik, dan jam kerja yang lebih singkat. Tahun 1910 Clara Zetkin mengusulkan Hari Perempuan Internasional dalam Konferensi Internasional hingga akhirnya disepakati. Ditetapkan pada tanggal 8 Maret dengan melihat aksi mogok kerja perempuan di Rusia. Hari Perempuan Internasional masih dirayakan hingga sekarang karena kesetaraan gender menjadi tujuan utama peringatan yang belum bisa tercapai.

        International Women's Day memiliki simbol berupa warna ungu, artinya keadilan,setia dengan tujuan, hijau yang memiliki arti harapan, dan putih kemurnian. IWD lekat kaitannya dengan kesetaraan gender dimana mengacu pada hak, tanggung jawab dan kesempatan perempuan dan laki-laki. Mereka berperan sesuai manusia yang mempunyai tujuan bukan berperan karena ia dilahirkan sebagai laki-laki dan perempuan.

 Apakah terdapat perbedaan antara peran laki-laki dan perempuan?

    Perempuan itu manusia yang diberi rahim, yang membedakan dengan laki-laki yaitu alat reproduksinya sehingga kita dapat menentukan ia perempuan atau laki-laki. Sebenarnya peran laki-laki dan perempuan itu tidak berbeda, mereka harusnya mempunyai peran yang sama sebagai manusia. Jadi dalam hal ini, dapat disebut sebagai peran manusia (laki-laki & perempuan).

Lalu, jika laki-laki & perempuan hanya dibedakan secara jenis kelamin saja. Lantas bagaimana peran keduanya?

        Peran manusia baik laki-laki maupun perempuan dimasa sekarang dan masa yang akan datang bisa dilakukan dengan speak up dan gunakan sosmed sebagai fasilitas untuk menyuarakan kesetaraan gender. Sekilas mengenai kondisi perempuan yang bekerja sebagai buruh, namun dalam penyebutan sekarang pembantu lebih cocok disebut dengan pekerja rumah tangga. Karena ia mendapatkan upah dan mencurahkan fikiran serta jasa dengan sepenuhnya, sebenarnya penyebutan pembantu  kurang sesuai karena ia pekerja bukan sebagai relawan yang membantu dan tidak mendapatkan upah.

       Ironisnya di beberapa pabrik para pekerja perempuan ditekan untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa ada istirahat, bahkan yang lebih parah pekerja perempuan tidak mendapatkan cuti haid, hamil, dan keguguran. Singkatnya masalah tersebut menyebabkan perempuan sulit mengutarakan apa yang selama ini dia rasakan, dan tanpa disadari hal tersebut membunuh emansipasi wanita secara perlahan. Namun, pada saat ini peran kita adalah bagaiman agar undang-undang mengenai pekerja rumah tangga disahkan dengan tujuan melindungi para perempuan sehingga mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, mengenai undang-undang yang sudah disahkan mengenai cuti haid, hamil, dan keguguran harus terus disuarakan supaya hal tersebut tidak hanya berlaku secara undang-undang saja namun juga berlaku dalam realitas sosial.

  TASYAKURAN WISUDA & FIRST GATHERING UKMU AN-NISWA Minggu, 20 Agustus 2023            Tasyakuran wisuda dan first gathering merupakan ...