UKM U An-Niswa

Jumat, 24 Maret 2023



 Training of Fasilitator

 "Anniswa Membentuk Fasilitator yang Cerdas, Cakap, dan Berkualitas"

Pemateri: Ummi Latifah Fitria Hamdan, S. Psi. 

Rabu, 15 Maret 2023


      Training Of Fasilitator merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai bekal untuk menjalankan program kerja dari UKMU An-Niswa. Mengingat program kerja tersebut mengenai penyuluhan dengan sasaran anak SMP ataupun MTS di sekitar Semarang. Dengan demikian, tujuan utama dari TOF yaitu memfasilitasi pengurus supaya dapat menjadi fasilitator yang baik. Rangkaian acaranya dimulai dari penyampaian materi dari tiga divisi UKMU An-Niswa yang terdiri dari Div. Gender, Div. LSO-PIK, dan Div. Napza. Adapun tema yang disampaikan dari setiap divisi yaitu mengenai kesetaraan gender, narkotika, dan kesehatan mental. Berikut ringkasan materi dari setiap divisi:

Pertama, Divisi Gender yang disampaikan oleh yuyum selaku koor dengan tema kesetaraan gender. Kesetaraan gender bukan hanya jenis laki-laki dan perempuan, tetapi terkait dengan nilai dan tugas yang dilakukan di kehidupan sosial. Laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sederajat atau sama, karena perempuan sekarang juga turut andil berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Misalnya, dahulu tugas laki-laki adalah mencari nafkah, namun sekarang banyak juga kaum perempuan yang bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Kedua, Divisi Napza yang disampaikan oleh Diyah selaku koor, dengan tema narkotika. Kasus narkoba banyak terjadi dikalangan remaja. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, contohnya seperti tekanan yang ada di lingkungannya, tidak adanya perlindungan dari keluarga dan orang terdekat seperti teman sehingga pelarian mereka pada narkoba. Contoh lainnya yaitu kasus artis yang mengonsumsi narkoba karena diduga stress akibat pekerjaan. Oleh karena itu, perlunya mempelajari, mengenali, dan menggali lebih dalam tentang bahaya narkoba dan jenis-jenis narkotika. 

Ketiga, Divisi LSO-PIK yang disampaikan oleh Vivin selaku koor, dengan tema kesehatan mental. Pentingnya kesehatan mental yang terjadi pada kalangan masyarakat merupakan hal yang perlu diperhatikan. Sering sekali kita dirundung dalam masalah sehingga menimbulkan berbagai kecemasan, dari kecemasan tersebut akhirnya membuat kita menjadi kurang produktif bahkan tidak produktif. Sehingga berujung pada sifat suka menunda-nunda. Maka dari itu, perlunya dilakukan konseling untuk mengatasi permasalahan dan memperbaiki kesehatan mental. 

     Rangkaian acara selanjutnya yaitu sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari PILAR PKBI Jawa Tengah yaitu Ummi Latifah Fitria Hamdan, S. Psi. dengan tema "Anniswa Membentuk Fasilitator yang Cerdas, Cakap, dan Berkualitas". Adapun materi yang menjadi pokok bahasan meliputi penyuluhan dan konseling, metode dan teknik penyuluhan, langkah-langkah penyuluhan dalam kasus kekerasan seksual, dan penyusunan perencanaan penyuluhan. Kemudian setelah penyampaian materi, dibuatlah kelompok diskusi yang mana dalam diskusi tersebut setiap kelompok diberikan tugas membuat susunan perencanaan penyuluhan. Misalnya apabila ingin melakukan penyuluhan narkoba di sekolah, apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini, sebelum melakukan penyuluhan harus menetapkan beberapa hal, seperti: (1) Menetapkan tujuan, (2) Penentuan sasaran, (3) Menentukan metode, (4) Menentukan media yang digunakan, (5) Menyusun materi, (6) Penentuan Kriteria Evaluasi. 








Selasa, 14 Maret 2023

 




Diskusi Rutin NAPZA

 Jum’at 3 Maret 2023

MEMBINA KESADARAN ANTI NAPZA TERHADAP MAHASISWA

Pemateri: Ibnu Fauzan (Koordinator NAPZA 2019)


Sebagai mahasiswa kita masih membutuhkan pembelajaran, masukan, maupun binaan dari orang lain. Mahasiswa dikatagorikan sebagai golongan remaja menuju dewasa, dimana kita sudah bisa memahami mana yang baik dan mana yang batil. Berkaitan dengan tema kita "Membina Kesadaran Anti NAPZA Terhadap Mahasiswa" Maka mahasiswa perlu dan masih membutuhkan binaan agar kelak setiap mahasiswa tidak terjerumus ke jalan yang salah.

Lalu bagaimana si cara membina diri sendiri?:

Pertama, selektif dalam memilih pergaulan, dimana setiap individu pastinya memiliki perbedaan karakter dan sifat, jika kita bergaul dengan orang baik maka kita akan menjadi baik, dan jika kita bergaul dengan orang yang salah tidak menutup kemungkinan kita juga akan menjadia orang yang salah.

Kedua, kita harus meningkatkan keimanan, keimanan disini mengarah kepada Ketuhanan, dimana kita harus meningkatakan keimanan kita agar tidak goyah diterpa zaman yang semakin parah ini.

Ketiga, yaitu dengan membina diri agar berani untuk melaporkan pengguna atau pengedar narkoba agar meminimalisir penyimpangan sosial yang ada di masyarakat.

Kita sebagai UKM U ANNISWA harus ikut berperan aktif dalam membina dan meningkatkan kesadaran orang sekitar untuk menggaungkan anti NAPZA itu sendiri. Dengan salah satu bidang Anniswa yakni divisi NAPZA ada banyak cara yang dapat dillakukan untuk meningkatkan kesadaran lingkup mahasiswa. Seperti dengan melaksanakan diskusi-diskusi rutin, dimana akan menimbulkan interaksi dengan orang banyak, saling bertukar pikiran, pendapat, dan opini serta dapat memberikan pelatihan-pelatihan kecil kepada peserta diskusi. Lalu kita juga bisa mengkampanyekan stop NAPZA seperti dengan menyebarkan flyer, poster, banner, bahkan melalui media sosial. Serta kita juga bisa menjadi pemateri atau pembicara terkait menggaungkan sikap anti NAPZA.

Sebagai seorang pemateri dalam menyampaikan atau mengedukasi sebuah materi pastinya perlu adanya persiapan terlebih dahulu seperti bagaimana cara menyampaikannya dan pembahasan apa saja yang ingin disampaikan agar maksud dan tujuan pemateri tersampaikan dengan baik dan jelas. Tidak jarang bagi pemateri menemukan audience yang belum paham dengan topik pembahasan yanga akan dibahas, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pemateri dalam menyampaikan materi, seperti bagaimana cara mengedukasi audience yang belum paham akan dampak dari NAPZA atau bahkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kita sebagai pemateri, yakni sebagai berikut :

1.     Menyederhanakan bahasa ilmiah menjadi bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan dimengerti.

2.     Menyesuaikan dan memahami audience dengan perbedaan rentang usia seperti anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Karena kita sebagai pemateri tidak boleh menyamaratakan cara penyampaian setiap orang.

3.     Menggunakan alat bantu atau alat peraga yang menarik agar audience tidak merasa bosan.

 




Diskusi Rutin Gender  ( 10/03/2023)

Pemateri : Adinda Rizki Arbaningrum (Pilar PKBI Jateng)

International Women’s Day

 

       Berbicara mengenai International Women's Day terdapat sejarah ataupun latar belakang yang menjadi bukti bahwa ditetapkannya IWD pastinya terdapat momentum penting yang meliputinya. Sejarahnya dimulai ketika adanya aksi demonstrasi oleh 15.000 perempuan di New York, mengenai upah kerja, hak milik, dan jam kerja yang lebih singkat. Tahun 1910 Clara Zetkin mengusulkan Hari Perempuan Internasional dalam Konferensi Internasional hingga akhirnya disepakati. Ditetapkan pada tanggal 8 Maret dengan melihat aksi mogok kerja perempuan di Rusia. Hari Perempuan Internasional masih dirayakan hingga sekarang karena kesetaraan gender menjadi tujuan utama peringatan yang belum bisa tercapai.

        International Women's Day memiliki simbol berupa warna ungu, artinya keadilan,setia dengan tujuan, hijau yang memiliki arti harapan, dan putih kemurnian. IWD lekat kaitannya dengan kesetaraan gender dimana mengacu pada hak, tanggung jawab dan kesempatan perempuan dan laki-laki. Mereka berperan sesuai manusia yang mempunyai tujuan bukan berperan karena ia dilahirkan sebagai laki-laki dan perempuan.

 Apakah terdapat perbedaan antara peran laki-laki dan perempuan?

    Perempuan itu manusia yang diberi rahim, yang membedakan dengan laki-laki yaitu alat reproduksinya sehingga kita dapat menentukan ia perempuan atau laki-laki. Sebenarnya peran laki-laki dan perempuan itu tidak berbeda, mereka harusnya mempunyai peran yang sama sebagai manusia. Jadi dalam hal ini, dapat disebut sebagai peran manusia (laki-laki & perempuan).

Lalu, jika laki-laki & perempuan hanya dibedakan secara jenis kelamin saja. Lantas bagaimana peran keduanya?

        Peran manusia baik laki-laki maupun perempuan dimasa sekarang dan masa yang akan datang bisa dilakukan dengan speak up dan gunakan sosmed sebagai fasilitas untuk menyuarakan kesetaraan gender. Sekilas mengenai kondisi perempuan yang bekerja sebagai buruh, namun dalam penyebutan sekarang pembantu lebih cocok disebut dengan pekerja rumah tangga. Karena ia mendapatkan upah dan mencurahkan fikiran serta jasa dengan sepenuhnya, sebenarnya penyebutan pembantu  kurang sesuai karena ia pekerja bukan sebagai relawan yang membantu dan tidak mendapatkan upah.

       Ironisnya di beberapa pabrik para pekerja perempuan ditekan untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa ada istirahat, bahkan yang lebih parah pekerja perempuan tidak mendapatkan cuti haid, hamil, dan keguguran. Singkatnya masalah tersebut menyebabkan perempuan sulit mengutarakan apa yang selama ini dia rasakan, dan tanpa disadari hal tersebut membunuh emansipasi wanita secara perlahan. Namun, pada saat ini peran kita adalah bagaiman agar undang-undang mengenai pekerja rumah tangga disahkan dengan tujuan melindungi para perempuan sehingga mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, mengenai undang-undang yang sudah disahkan mengenai cuti haid, hamil, dan keguguran harus terus disuarakan supaya hal tersebut tidak hanya berlaku secara undang-undang saja namun juga berlaku dalam realitas sosial.

  TASYAKURAN WISUDA & FIRST GATHERING UKMU AN-NISWA Minggu, 20 Agustus 2023            Tasyakuran wisuda dan first gathering merupakan ...